PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Indonesia
memiliki sumberdaya perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan, baik di
wilayah perairan tawar (darat), payau maupun perairan laut. Hal ini didukung
oleh potensi perairan umum yang begitu luas dan belum dimanfaatkan untuk usaha
perikanan secara optimal. Nusa Tenggara
Timur salah
satunya yang memiliki potensi yang baik bagi pengembangan usaha budidaya
perikanan, khususnya air tawar.
Ikan lele
merupakan salah satu komoditas air tawar yang memiliki daya serap pasar yang
tinggi, bila potensi tersebut dimanfaatkan secara optimal dan benar, maka akan
meningkatkan pendapatan bagi pembudidaya ikan,
membuka lapangan kerja, memanfaatkan daerah potensial, meningkatkan
produktifitas perikanan, serta membatu menjaga kelestarian
sumberdaya hayati. Ikan lele mempunyai kelebihan dan keunggulan yang khas, bila
dibandingkan dengan ikan air tawar yang lainnya, yaitu pemeliharaan yang murah,
mudah, serta dapat hidup di air yang kurang baik, cepat besar dalam waktu yang
relatif singkat, kandungan gizi yang tinggi dalam setiap
ekornya, juga memiliki rasa daging yang khas dan lezat yang tidak terdapat pada
ikan lainnya (Anonim, 2008).
Pemijahan
merupakan proses pengeluaran sel telur atau sel sperma oleh induk ikan. Ada beberapa
metode pemijahan ikan, yaitu alami dan
buatan. Keberhasilan
pemijahan sangat ditentukan oleh tingkat kematangan gonad. Oleh karenanya,
induk yang akan dipijahkan, sebelumnya dilakukan
seleksi terlebih dahulu untuk menentukan induk yang benar-benar siap untuk
dipijahkan agar benih yang dihasilkan berkualitas.
Pemijahan secara buatan yaitu dengan menggunakan rangsangan hormon yang kemudian pengeluaran sel telur dilakukan secara stripping, metode
ini dikenal dengan induced breeding. Metode stripping (pengurutan)
merupakan metode pemijahan buatan pada ikan dengan cara pengambilan sel sperma
dan sel telur secara manual. Metode pemijahan buatan ini merupakan metode
alternatif dari pemijahan alami agar menghasilkan benih yang berkualitas dan
berkelanjutan. Banyak kalangan masyarakat khususnya pembudidaya ikan yang belum
mengetahui pemijahan dengan metode stripping (pengurutan). Oleh karena itu,
penulis membuat karya ilmiah dengan judul “Pemijahan
Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)
Dengan Metode Stripping”.
Perumusan Masalah
Kendala dalam budidaya ikan lele sangkuriang yaitu minimnya penyediaan
benih lele yang berkualitas, karena keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan oleh pembudidaya ikan dalam memijahkan
ikan. Produksi benih yang dihasilkan rendah dan tidak kontinyu. Hal ini
diakibatkan karena pemijahan ikan yang dilakukan masih bersifat alamiah. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan produksi benih dan berkelanjutan maka perlu dilakukan
pemijahan secara buatan khususnya di Nusa Tenggara Timur. Dari uraian di atas yang merupakan rumusan masalah dalam
penulisan karya tulis ini antara lain:
1.
Apa
kelebihan dari pemijahan buatan menggunakan metode stripping?
2.
Langkah-langkah
apa saja yang dilakukan dalam pemijahan ikan lele sangkuriang dengan metode stripping?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini
adalah:
1.
Untuk
mendeskripsikan kelebihan dari pemijahan buatan menggunakan metode stripping.
2.
Untuk
mendeskripsikan langkah-langkah kerja dalam pemijahan ikan lele sangkuriang
dengan metode stripping.
Manfaat Penulisan
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada pihak-pihak terkait sehubungan dengan pemijahan buatan ikan
lele sangkuriang dengan metode stripping.
TELAAH PUSTAKA
Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi
Lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetika lele sangkuriang
melalui kawin silang balik (backcross) antara anak dengan induk. Sehingga
diklasifikasikan sama dengan
lele dumbo (Subagja, 2010):
Filum :
Chordata
Kelas
: Pisces
Subkelas
: Teleostei
Ordo
: Ostariophysi
Subordo
: Siluroidea
Famili
: Clariidae
Genus : Clarias
Spesies
: Clarias sp
Morfologi
Menurut Antonimus (2005)
secara umum morfologi ikan lele sangkuriang tidak memiliki banyak perbedaan
dengan lele dumbo yang selama ini banyak dibudidayakan. Hal tersebut dikarenakan
lele sangkuriang sendiri merupakan hasil perkawinan silang dari induk lele dumbo.
Tubuh ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk tubuh memanjang, berkulit licin, berlendir, dan tidak
bersisik. Bentuk kepala menggepek (depress), dengan mulut yang relatif lebar, mempunyai empat
pasang sungut. Lele sangkuriang
memiliki tiga sirip tunggal, yakni
sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur. Sementara itu,sirip yang berpasangan ada dua yakni sirip dada dan
sirip perut. Pada sirip dada (pina thoracalis) dijumpai sepasang patil
atau duri keras yang dapat digunakan dipermukaan tanah atau pematang. Pada bagian atas ruang rongga insang
terdapat alat pernapasan tambahan (organ
arborescent), bentuknya seperti
batang pohon yang penuh dengan kapiler-kapiler darah.
Habitat dan Tingkah Laku
Habitat lele sangkuriang dapat hipup di lingkungan yang kualitas airnya sangat jelek. Kualitas yang baik untuk pertumbuhan yaitu kandungan O2 6 ppm, CO2 kurang dari
12 ppm, suhu (24-26) 0C, pH (6-7), NH3 kurang dari 1ppm dan daya
tembus matahari ke dalam air maksium 30 cm (Bachtiar, 2006).
Tingkah laku Ikan
lele sangkuriang dikenal aktif pada malam hari (nocturnal). Pada siang
hari, ikan lele lebih suka berdiam didalam lubang
atau tempat yang tenang dan aliran
air tidak terlalu deras. Ikan lele
mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk lumpur dasar untuk mencari binatang-binatang kecil (bentos) yang terletak di dasar perairan (Santoso,
1995).
Kebiasaan Makan Ikan Lele
Lele mempunyai kebiasaan makan di
dasar perairan atau kolam (bottom feeder). Berdasarkan jenis pakannya, lele
digolongkan sebagai ikan yang bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat
aslinya, lele makan cacing, siput air, belatung, laron,
jentik-jentik serangga, kutu air, dan larva serangga air. Karena bersifat
karnivora, pakan tambahan yang baik untuk lele adalah yang banyak mengandung
protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati,
pertumbuhannya lambat (Swadaya,
2011).
Lele bersifat kanibalisme, yaitu
sifat suka memangsa jenisnya sendiri. Jika kekurangan pakan, lele tidak
segan-segan memangsa sesamanya
sendiri yang berukuran lebih kecil. Oleh karena itu jangan sampai terlambat
memberinya makan. Sifat kanibalisme juga ditimbulkan oleh adanya
perbedaan ukuran. Lele yang berukuran besar akan memangsa ikan lele yang
berukuran lebih kecil.
Perkembangbiakan
Dalam hal
pemijahan ikan lele bukanlah musiman sepeti halnya ikan patin ataupun ikan bawal.
Ikan lele dapat memijah sepanjang tahun. Apabila pemberian pakan tambahan
sangat cukup, maka ikan lele sangkuriang dapat berpijah selama 6-8 minggu. Ikan
lele sangkuriang ini tergolong ikan yang cepat besar, apabila akan dipijahkan
ikan lele sangkuriang ini harus memiliki berat badan minimal 600-700 gram, dan
umurnya harus diatas 1 tahun.
Ikan lele sangkuriang
akan mencapai dewasa setelah berumur 2-3 tahun dan akan mulai memijah selama
musim hujan sampai dengan akhir musim hujan (Susanto, 2002). Adapun perbedaaan induk jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawah ini.
Tabel 1. Ciri-ciri induk ikan
lele sangkuriang
Jantan
|
Betina
|
Kepala lebih kecil
|
Kepala lebih besar
|
Warna kulit dada (gelap)
|
Warna kulit lebih cerah
|
Urogenital agak menonjol,
memanjang kearah belakang dan bewarna kemerahan
|
Urogenital berbentuk oval dan
berwana kemerahan
|
Perut lebih langsing
dan kenyal
|
Perut lebih gemuk dan lunak
|
Gerakannya lincah (agresif)
|
Gerakan lambat
|
Jika di stripping mengeluarkan
cairan putih (sperma)
|
Jika di stripping mengeluarkan
cairan kekuning-kunigan (telur)
|
Sumber : Anonym, (2006)
Gambar 2. Perbedaan induk jantan dan induk betina
Biasanya
ikan lele yang akan memijah mencari tempat untuk meletakkan
telur-telurnya yaitu substrat yang berupa batu-batuan, rumput atau ranting kayu
yang tenggelam dalam air yang kedalamannya sekitar 10 cm dengan arus yang tidak
terlalu deras atau tenang (Susanto, 2002).
Seleksi Induk
Seleksi induk
bertujuan untuk meningkatkan mutu agar menghasilkan benih yang berkualitas,
sifat-sifat induk yang telah diseleksi diharapkan dapat mewariskan keturunannya
(Sutarmanto, 2006). Induk betina yang sudah matang memiliki ciri-ciri perut
gendut, jika diraba terasa lembek, dan bagian duburnya tampak kemerahan.
Sementara itu ciri-ciri induk jantan adalah jika diurut kearah ekor akan keluar
cairan putih (sperma) (Anonym, 2008).
Hormon Hipofisa
Hormon yang
digunakan untuk merangsang lele sangkuriang agar memijah adalah hormon alamiah
(dari kelenjar hipofisa) dan hormon buatan. Hormon yang di ambil dari kelenjar
hipofisa yang teletak di bagian bawah otak kecil ikan. Kelenjar hipofisa ini hanya
sebesar butir kacang hijau bahkan lebih kecil (Khairuman, 2002).
Stripping dan Pembuahan
Menurut Arie dkk. (2006), setelah
10-12 jam dari penyuntikan, induk betina siap di stripping (pengurutan telur
kearah kelamin). Sebelum melakukan stripping pada induk betina, terlebih dahulu menyiapkan sperma jantan.
Pengambilan sperma jantan dengan cara membedah perut induk jantan dan mengambil
kantong sperma dengan cara menggunting. Selanjutnya sperma ditampung di gelas yang sudah diisi dengan NaCl
aduk hingga merata. Setelah sperma jantan disiapkan, kemudian dilakukan
pengurutan induk betina. Langkah-langkah pembuahan telur sebagai berikut: telur ditampung dalam
baskom plastik, kemudian masukkan larutan sperma sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai merata, telur yang sudah tercampur dengan cairan sperma dibilas dengan akuabides untuk mencuci telur yang kotor.
METODE
PENULISAN
Waktu
dan Tempat
Penulisan
karya tulis ilmiah ini ditulis pada tanggal 30 Oktober 2013 bertempat di Asrama
Haumeni, Penfui-Kupang.
Metode
Yang Digunakan
Metode
yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan atau telaah pustaka.
Materi tulisan ini diperoleh dengan
melakukan pengumpulan data dan informasi berdasarkan sumber pustaka buku dan dari jurnal-jurnal yang
dipilih sesuai dengan topik penulisan.
PEMBAHASAN
Persiapan Wadah Penetasan dan Substrat
(Kakaban)
Persiapan bak penetasan dilakukan
sebelum proses pengurutan. Untuk
setiap pasang induk yang beratnya antara 0,5–1 kg diperlukan satu buah bak penetasan dengan ukuran 1 × 2 × 0,5 meter atau 1 × 1 × 0,5 meter. Sebelum bak digunakan, bak dicuci bersih agar
kotoran-kotoran dan lumut yang menempel terlepas sehingga dasar bak menjadi bersih dan benih lele sangkuriang terhindar dari serangan penyakit. Selanjutnya
bak diisi air bersih setinggi 30–40 cm. Sebagai tempat atau media menempelnya
telur, di dasar bak dipasang kakaban yang terbuat dari ijuk. Ukuran kakaban
disesuaikan dengan ukuran bak penetasan.
Gambar 3. Pemasangan kakaban dalam kolam

Seleksi Induk
Tidak semua induk yang dipelihara dapat dipijahkan.
Hal ini disebabkan karena belum tentu semua induk matang gonad dan siap dipijahkan. Sebelum dipijahkan, induk dipilih yang sesuai dengan
persyaratan. Salah satu persyaratan yang mutlak adalah induk telah berumur 1
tahun dengan berat 0,7-1 kg dan panjang 25-30 cm, baik
jantan maupun betina. Pemilihan induk dilakukan dengan cara mengeringkan kolam
induk, baik kolam induk jantan maupun betina,
sehingga induk-induk ikan lele
sangkuriang akan terkumpul. Selanjutnya induk-induk ikan sangkuriang ditangkap
dengan menggunakan seser atau serokan dan ditampung dalam wadah seperti tong
plastik.
Induk ikan lele betina yang sudah siap untuk
dipijahkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Pada bagian perut sampai ke arah anus terlihat
membesar, bila diraba
akan terasa lembek.
- Pada Lubang kelamin agak kemerahan serta tampak
membesar.
- Gerakan induk betina agak lambat.
Induk jantan ikan lele yang telah siap untuk
dipijahkan sebagai
berikut :
berikut :
- Pada alat kelamin induk jantan tampak jelas
memerah
- Warna tubuh induk jantan agak kemerah-merahan
- Tubuh agak ramping dan gerakannya lincah.
Gambar 4. Induk
lele yang siap di pijahkan

Rangsangan Pemijahan Dengan Hormon
Kebutuhan benih ikan lele sangkuriang yang berkualitas tidak
mungkin dapat dicukupi hanya oleh induk-induk yang memijah secara alami.
Penyuntikan hormon mutlak diperlukan. Hormon alamiah bisa disiapkan dari
kelenjar hipofisa lele atau dari ikan mas. Hormon buatan/sintesis adalah hormon
buatan pabrik. Beberapa jenis hormon sintesis tersebut misalnya Ovaprim dan HCG
(human
chorionic Gonadotropin).
Hormon Ovaprim relatif mudah diperoleh karena sudah dijual umum seperti di toko
perikanan di beberapa kota besar namun harganya relatif mahal. Oleh karena itu
di gunakan hormon hipofisa agar menekan pengeluaran biaya.
Dosis Hipofisa
Banyaknya kelenjar hipofisa yang perlu disuntikkan pada
induk ikan lele sangkuriang adalah 1 dosis.
Artinya ikan yang beratnya 1 kg memerlukan kelenjar hipofisa yang berasal dari
ikan donor yang berat badannya 1 kg. Sebagai donor sebaiknya dipilih ikan yang
sudah dewasa, jantan maupun betina sama saja. Apabila dipilih ikan yang belum
dewasa maka kadar hormon hipofisanya relatif sedikit.
Pengambilan Hipofisa dan
Pembuatan Ekstrak
Cara mengambil kelenjar hipofisa dari ikan donor adalah sebagai
berikut :
1)
Siapkan
ikan (lele/mas) yang akan dijadikan donor.
2)
Pegang
bagian kepalanya bila licin, badannya dapat dibungkus dengan kain lap.
Sementara bagian kepala dipegang, bagian badan diletakan diatas talenen. Kepala
ikan dipotong dibagian belakang tutup insangnya hingga kepalanya putus.
3)
Setelah
terpotong, belah tulang kepalanya di atas mata hingga tulang tengkoraknya terbuka
dan otaknya kelihatan.
4)
Singkap
otaknya menggunakan pinset, tepat dibagian bawah otak akan terlihat kelenjar hipofisa
berwarna putih sebesar butiran kacang hijau.
5)
Dengan
tetap menggunakan pinset, kelenjar hipofisa diangkat dan diletakkan ke dalam cawan
yang bersih untuk dicuci dengan aquades hingga darah yang melekat hilang. Cara membersihkannya
dengan disemprot aquades menggunakan pipet.
6)
Setelah
butir kelenjar hipofisa bersih, masukkan ke dalam tabung penggerus (dapat menggunakan
kantong plastik kecil atau gelas). Selanjutnya kelenjar hipofisa digerus atau dipencet
hingga hancur.
7)
Encerkan
kelenjar hipofisa tersebut dengan 1-1,5 ml aquades atau larutan garam fisiologis.
Larutan garam fisiologis atau sering pula disebut cairan infus yang dapat diperoleh
di apotek (dijual bebas). Dengan demikian, hormon GSH yang terkandung didalam
hipofisa akan terlarut dalam cairan.
8)
Larutan
tersebut diendapkan beberapa menit hingga kotoran tampak mengendap didasar.
Cairan dibagian atas diambil dengan tabung injeksi (spuit) untuk disuntikan
pada ikan.
Gambar 5. Proses
pengambilan kelenjar hipofisa

Penyuntikan Hormon
Untuk
merangsang induk lele sangkuriang agar memijah sesuai dengan yang diharapkan,
sebelumnya induk harus disuntik menggunakan zat perangsang berupa kelenjar
hipofisa. Kelenjar hipofisa diambil dari donor ikan lele sangkuriang yang telah dewasa dan telah berumur minimal 1 tahun. Penyuntikan menggunakan kelenjar
hipofisa cukup dengan 1 dosis. Artinya, ikan donor yang akan diambil kelenjar
hipofisanya, beratnya sama dengan ikan induk lele sangkuriang yang akan disuntik.
Induk sebagai resipien yang telah dipersiapkan
sebelumnya, diambil dari dalam hapa. Induk tersebut dipegang dengan bantuan
penyerok dari jaring supaya tidak licin. Penyuntikan dapat dilakukan pada 3
tempat, yaitu pada otot punggung, batang ekor dan sirip perut. Akan tetapi pada
umumnya dilakukan pada otot punggung dengan kemiringan alat suntik 45°. Hormon didalam spuit disuntikan
didekat sirip punggung kedalam daging induk (intramuscular). Setelah
disuntik, induk betina dimasukan kedalam kolam yang telah dipersiapkan. Biarkan
lele dalam keadaan tenang.
Gambar 6. Penyuntikan hormon hipofisa
Pemijahan Melalui Pengurutan (Stripping)
Alternatif lain pembuahan (fertilisasi) buatan yaitu
dengan melakukan pengurutan (stripping). Setelah hormon disuntikan pada ikan
lele sangkuriang dan induk siap memijah, disaat yang tepat dilakukan pengurutan
telur dan sperma untuk dicampurkan dalam suatu wadah agar terjadi pembuahan
secara buatan. Cara pengurutan ini lebih canggih dan hasil benihnya lebih
banyak karena segalanya lebih terkontrol. Namun, proses ini memerlukan teknisi
pelaksana yang mempunyai keterampilan lebih baik.
Beberapa keuntungan cara pengurutan ini antara lain
seperti berikut.
a)
Jumlah
telur yang dihasilkan dapat dihitung secara persis (lebih ilmiah).
b)
Jumlah
telur yang dibuahi oleh sperma (derajat fertilisasi) lebih banyak.
c)
Dapat
dilakukan pengaturan waktu, misalnya waktu pengurutan, waktu mendapatkan benih,
dan pengaturan waktu lainnya. Telur dalam wadah yang dibuahi lalu diteteskan di
dalam hapa dengan diairi air bersih terus menerus sampai 2 minggu lamanya
dengan diberi pakan zooplankton berupa cacing sutra dan serbuk pakan yang
mencukupi.
Cara Pengeluaran Sel Telur
Setelah disuntik dengan hormon hipofisa, induk jantan
maupun induk betina dipisahkan, masing-masing diletakkan di dalam hapa yang
telah dipasang di kolam yang airnya jernih dan tenang. Sekitar 10 jam setelah
disuntik, diperkirakan telur sudah dapat diurut. Namun, sebelumnya induk lele
tersebut perlu diperiksa dahulu (sudah siap diurut atau belum). Cara
memeriksanya antara lain:
1.
Induk
lele ditangkap menggunakan serok. Badannya dipegang dan kepalanya ditutupi
dengan handuk basah, lalu perutnya diurut sedikit ke arah dubur.
2.
Apabila
beberapa butir telur dapat keluar maka induk betina itu sudah siap untuk
diurut. Pengurutan dilanjutkan untuk mengeluarkan seluruh telurnya. Dengan
hati-hati tetapi cukup kuat, perut ikan diurut mulai dari sirip dada ke arah
dubur. Telur yang keluar ditampung dalam sebuah baskom yang bersih dan kering.
3.
Apabila
telur belum dapat keluar saat diurut maka induk lele tersebut dikembalikan ke dalam
hapa penampungan lagi. Selanjutnya, perlu diperiksa lagi setiap 10-15 menit, untuk
mengetahui telur sudah siap dikeluarkan atau belum.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses pengurutan
telur adalah sebagai berikut:
1.
Kain
yang digunakan untuk menutup kepala ikan pada waktu diurut harus halus dan
bersih. Penggunaan kain ini dimaksudkan supaya lele tidak meronta waktu diurut.
2.
Wadah
atau baskom untuk menampung telur harus benar-benar kering dan bersih karena
kotoran dapat mempengaruhi proses pembuahan.
Gambar 7. Pengeluaran telur

Cara Mengeluarkan Sel Sperma
Sel sperma lele sangkuriang tidak dapat dikeluarkan
dengan cara pengurutan, melainkan harus dibedah, jadi induk jantan harus
dimatikan. Cara- cara mengeluarkan sel sperma:
1)
Induk
jantan dibedah perutnya lalu seluruh kantong sperma diambil.
2)
Kantung
sperma dipotong dengan gunting yang bersih, kemudian dicampur dengan 100-200 ml
larutan garam fisiologis (larutan NaCL 7%). Kantung sperma tersebut dijepit
dengan pinset (atau dengan jari tangan yang bersih), lalu diremas-remas agar
sel-sel sperma keluar kedalam larutan NaCl. Tidak ada ketentuan khusus tentang
banyaknya larutan garam fisiologis yang digunakan untuk mencampur sperma.
Namun, umumnya setengah gelas (100 ml) cukup untuk kantung sperma dari seekor
lele jantan yang berumur 1 tahun.
Hal yang perlu diketahui bahwa manfaat larutan garam 7%
adalah
1)
Untuk
mengencerkan sperma agar telur yang akan terbuahi semakin banyak.
2)
Untuk
memperpanjang umur sperma setelah keluar dari kantung sperma. Jika didalam air
tanpa garam NaCl, sperma lele hanya tahan hidup sekitar 3 menit, sedangkan
didalam larutan garam tersebut, dapat hidup sampai 60 menit.
Gambar 8.
Pembedahan perut induk jantan

Cara
Melakukan Pembuahan
Setelah telur dan sperma berhasil dikeluarkan, segera
dilakukan pembuahan buatan. Caranya sebagai berikut :
1)
Telur
ditampung dalam baskom. Sperma didalam cawan tadi dituangkan kedalam telur lalu
diaduk menggunakan bulu ayam yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan sebelumnya.
2)
Campurkan
telur dan sperma tersebut lalu diaduk selama 2-3 detik, lalu dituangi air
bersih (air sumur atau air dari mata air) sebanyak 1-2 liter, penuangan air
dilakukan secara perlahan-lahan sambil terus diaduk selama 2 menit. Menurut
pengalaman, saat ini semua telur telah terbuahi oleh sperma.
3)
Telur
yang terbuahi dicuci atau dibilas dengan
air bersih lebih banyak lagi agar sperma yang tersisa dapat terbuang karena
sperma adalah protein yang mudah membusuk yang dapat berakibat buruk bagi
telur.
4)
Selanjutnya,
telur yang telah terbuahi ditebar dalam bak penetasan yang sudah dipasang kakaban yang
dialiri air jernih secara perlahan-lahan.
5)
Telur
akan menetas dalam waktu 36-40 jam pada suhu air 26-28oC. telur yang
tidak terbuahi akan mati dan warnanya berubah menjadi putih dan akhirnya
ditumbuhi jamur. Oleh karena itu, telur yang telah berwarna putih harus segera
dibuang.
Gambar 9. Pencampuran sel telur dan sel
sperma (pembuahan)
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Dari
uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemijahan buatan ikan
lele sangkuriang dengan metode stripping menggunakan induk yang matang gonad
dan berumur 1 tahun.
Kelebihan dari
metode stripping adalah jumlah
telur yang dihasilkan dapat dihitung secara persis, jumlah telur yang dibuahi
oleh sperma (derajat fertilisasi) lebih banyak, dapat dilakukan pengaturan
waktu.
Pengambilan sel
sperma dilakukan dengan cara membedah bagian perut induk jantan. Untuk induk
betina dilakukan dengan pengambilan hormon hipofisa dari ikan donor dan
disuntik pada induk betina.
Metode stripping dilakukan secara hati-hati agar ikan tidak stres.
Saran
Adapun
saran dari penulis yaitu untuk mendapatkan benih ikan lele sangkuriang yang berkualitas dan kontinyu dapat dilakukan dengan
pemijahan buatan (metode stripping).
DAFTAR
PUSTAKA
Bachtiar, Y. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Lele
Dumbo. Agro Media Pustaka. Jakarta. Hal 12-14
Hernowo, Suyanto dan Rachmatun. 2002. Pembenihan dan pembesaran Lele. Kanisius.
Yogyakarta . 30-35
Khairuman,
2002. Budidaya Lele Sangkuriang Secara Intensif. Argo Media Pustaka. Jakarta. Hal 26-29
Mahyudin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele.
Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 16-17
Nasrudin.
2010. Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang. Agromedia. Jakarta. Hal 45-47
Santoso, B. 1995. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Lele Dumbo
dan Lokal. Kanisius. Yokyakarta. Hal 8-9
Santoso, H. 2002. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis.
Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 18-19
Soetomo, 2003. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar baru Algensindo. Jakarta. Hal 39-40
Subagja, J. 2010. Pemijahan Buatan Pada Ikan
Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus). Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor. Hal 53-61
Suyanto. 1997. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 17-19
Swadaya,
2011. Kebiasaan Makan Ikan Lele. http://www.mycatfish.com/2012/04/kebiasaan-makan-ikan-lele.html.




Untuk ikan donor yang di ambil kelenjar hipofisa jenis kelaminya apa ya? Jantan ataukah betina? Atau bisa kedua-duanya
BalasHapusHard Rock casino and poker room - Dr.MCD
BalasHapusHard Rock Casino 서울특별 출장마사지 and Poker Room is located on 3475 경상북도 출장샵 North Las Vegas Boulevard South. The 보령 출장샵 casino's 세종특별자치 출장안마 6,000 sq. ft. casino floor features more than 100 수원 출장샵 slot